BELAJAR MENGGAMBAR Bersama Sang Maestro Engraver Uang Indonesia


Menggambar adalah salah satu kreatifitas yang sangat disukai anak-anak. Alhamdulillah, hari ini (Rabu 17 September 2015) Siswa/i Sekolah Tahfizh Plus SD Khoiru Ummah Ciledug - Tangerang Kota, mendapat kesempatan untuk belajar menggambar & mewarnai bersama Bapak H.Mujirun di Aula Serbaguna, Masjid Al-Hikmah Komplek Peruri Ciledug.









Beliau memberikan "trik sederhana" dalam menggambar sebuah objek diantaranya : 1.Menggambar diawali dengan membuat bagian-bagian kerangka sebuah objek yang kemudian dihubungkan satu dengan yang lainnya menjadi sebuah kerangka objek yang sempurna.



2.Mewarnai bagian objek di dahului dengan pewarnaan yg soft kemudian dipertajam dengan warna-warna yg tua. Dalam kegiatan tersebut sesekali bapak yang murah senyum ini berkeliling mengontrol hasil karya anak-anak sambil memberikan penjelasan sederhana. Bahkan tak sungkan-sungkan siswa/i pun meminta arahan menggambar kepada beliau. Subhanallah..., sungguh menyenangkan dapat ilmu sederhana untuk kategori menggambar sebuah objek. Emm...tahukah kalian Siapakah Sosok Bapak H.Mujirun ? Banyak masyarakat Indonesia yang belum bahkan tidak mengenal beliau, namun ternyata hasil karya beliau sudah tersebar, dikenal dekat bahkan dinikmati oleh masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke. 



Beliaulah yang melukis dengan kelihaian tangannya sendiri dengan 'tehnik engrave' 13 mata uang kertas Indonesia yang selalu kita gunakan dalam transaksi muamalah sehari-hari. Karena itulah beliau dijuluki sebagai Maestro Engraver Uang Indonesia (ahli dalam menggambar uang Indonesia).

Tehnik Engrave dikenal menggambar menggunakan pisau dengan tehnik cukil, sepintas mirip tehnik mengukir namun "engrave" lebih sulit karena diaplikasikan di media yang kecil dengan skala 1:1. Dalam pengerjaan 1 uang kertas membutuhkan waktu 3-4 bulan. Bisa terbayangkan...., bahwa Pekerjaan beliau sebagai ahli menggambar mata uang tidaklah mudah & remeh, melainkan membutuhkan ketelitian, kesabaran dan yang utama adalah keahlian. Dalam meraih keahliannyapun dahulu beliau menimba ilmu di berbagai pendidikan tinggi ternama di dalam maupun di luar negeri. Adapun karya beliau adalah : Gambar “Pak Harto Mesem” yang menghiasi uang Rp 50.000 yang diterbitkan pada tahun 1995. Selain itu gambar pahlawan Sisingamangaraja XII di uang Rp 1.000 (keluaran 1987), gambar rusa Cervus Timorensis untuk uang Rp 500 (1988), gambar anak Gunung Krakatau untuk uang Rp 100 (1991), gambar Gunung Kelimutu untuk uang Rp 5.000 (1991), Ki Hajar Dewantoro di uang kertas Rp 20 ribu (1998), Paskibraka di uang Rp 50 ribu (1999), gambar Kapitan Pattimura pada uang kertas Rp1.000, gambar Pulau Maitara dan Tidore Rp 1.000, serta Tuanku Imam Bonjol Rp 5.000 (ketiganya keluaran 2001), gambar pahlawan Oto Iskandar Di Nata pada uang kertas Rp 20.000 yang dikeluarkan pada tahun 2004. Sebelum pensiun, bapak 55 tahun itu membuat gambar I Gusti Ngurah Rai untuk uang pecahan Rp 50 ribu keluaran 2009. Subhanallah ya ternyata banyak sekali karya beliau, bahkan masih banyak karya beliau lainnya yang memiliki nilai artistik yang sudah dihasilkan. Istilah kami, beliau ini makin tua makin jadi, makin 'expert' dan 'dicari' banyak orang. Bahkan konon salah satu negeri di timur tengah dan negara termuda di Asean pun pernah menawarkan beliau utk membuat uang di negeri tsb. 

Kini tak terhitung banyak pejabat dan artis di negeri ini pun adalah kolektor lukisan beliau. Beliau pun sering diminta mengisi pameran di beberapa Mall dan balaikota. Beliau pun bisa 'dicari' di mesin Google dg mengetik : Mujirun, pelukis uang kertas.



Diakhir pertemuan dengan kami, beliaupun berpesan agar anak-anak ini menjadi generasi penerus yang dapat memajukan bangsa dengan terus memberikan karya yg terbaik dan dapat memberikan apresiasi kepada orang-orang yang berjasa untuk bangsa. Jazakallah khoiron katstsiiron Bapak H.Mujirun, semoga ilmu yang bapak bagikan kepada kami menjadi inspirasi generasi untuk terus berkarya demi membangun & mengisi peradaban, sehingga menjadi bangsa yang dihargai oleh dunia. #Reporter : Hawilawati (Wakasek & Guru )