AGAR ANAK TANGGUH MENGHADAPI MUSIBAH

Image result for doa


KHOIRUUMMAHCILEDUG.SCH.ID - Banyak yang tidak nyaman dengan ajakan muhasabah diri jika bencana melanda. Ungkapan "Bencana terjadi karena banyaknya maksiat. Mari introspeksi." dianggapsebagai pernyataan tak berempati. Menuduh korban bencana pelaku maksiat semua. Padahal bencana tak pilih2 korban. Ada pelaku maksiat banyak juga orang2 Sholeh, juga penghafal Al-Qur'an. So nggak ada hubungannya bencana dengan maksiat.



Untuk menyiapkan "anak tangguh menghadapi musibah" kesadaran inilah yang penting untuk ditanamkan kepada anak2 kita. Kesadaran bahwa bencana ini dari Allah dan terjadi karena maksiyatnya umat manusia dan kesadaran ini  adalah derivat (turunan) dari keimanan Qodho dan Qodar baik dan buruknya dari Allah.

Allah SWT sendiri yang menyatakan hal tersebut, dalam banyak surat di Al Qur'an. Salah satunya

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Rum: 41)

قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَىٰ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِنْ فَوْقِكُمْ أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ أَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعًا وَيُذِيقَ بَعْضَكُمْ بَأْسَ بَعْضٍ ۗ انْظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الْآيَاتِ لَعَلَّهُمْ يَفْقَهُونَ

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Katakanlah, ‘Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian kamu keganasan sebahagian yang lain. Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahami(nya)’,” (QS. Al-An’am: 65).

Penting memberi tahu anak2 kita tentang firman2 Allah diatas, bahwa jika Allah berkehendak akan diturunkan azabnya dimanapun,, kapanpun. sehingga anak punya kesadaran untuk selalu dalam ketaqwaan tidak melakukan maksiyatnya. Seandainya pun mereka terkena bencana takkan membuat mereka lemah yang pertama mereka lakukan adalah muhasabah diri, maksiyat apa yang sudah dilakukan hingga Allah menegur mereka.

Sikap inilah yang dicontohkan Rasulullah Saw dan para Sahabat penerus beliau Saw.  Memaknai bencana untuk muhasabah, bisa jadi ada maksiat ada yang dilakukan. Sebagaimana yang disampaikan  oleh Imam Ahmad, dari Shafiyah radhiallahu ‘anha, beliau mengatakan,
"Pernah terjadi gempa di kota Madinah, di zaman Umar bin Khatab. Maka Umar berceramah, _“Wahai manusia, apa yang kalian lakukan? Betapa cepatnya maksiat yang kalian lakukan. Jika terjadi gempa bumi lagi, kalian tidak akan menemuiku lagi di Madinah.”

 Ulama juga berpendapat, jika korban dipanggil Allah melalui bencana dalam keadaan tidak maksiat, insya Allah husnul khatimah. Bahkan pahalanya seperti mati syahid. Sebaliknya, Allah juga berkehendak mematikan para pelaku maksiat agar jadi pelajaran di tempat lain, mencegah berbuat maksiat."

Imam Ibnul Qoyyim dalam kitab Al-Jawab Al-Kafy mengungkapkan, "Dan terkadang Allah menggetarkan bumi dengan guncangan yang dahsyat, menimbulkan rasa takut, khusyuk, rasa ingin kembali dan tunduk kepada Allah, serta meninggalkan kemaksiatan dan penyesalan atas kekeliruan manusia. Di kalangan Salaf, jika terjadi gempa bumi mereka berkata, "Sesungguhnya Tuhan sedang menegur kalian".

Kesadaran bahwa BENCANA adalah TEGURAN SEKALIGUS RAHMAT ALLAH SWT inilah yang akan menjadikan anak2 kita tangguh dan tepat bersikap dalam menghadapi musibah. Tak mudah terpengaruh pemikiran sekuler yang menyatakan bencana itu hanya fenomena alam biasa saja.  Di negri negri barat yang jelas2 kafir jahiliyah, banyak khamr, banyak zina, banyak porno, tak taat Tuhan, tak tertimpa bencana."

Ini pernyataan berbahaya, menjauhkan anak2 kita dari keimanan Qodho dan Qodar baik dan buruknya dari Allah. Seakan Allah tak berperan di muka bumi ini.

Padahal di manapun di  bumi ini, alam ini, semua milik Allah. Sampai saat ini tak ada satupun alat yang  bisa memprediksi dimana bencana kan terjadi.

Dialah yang Maha berkehendak mau mengguncangkan bencana di mana. Yang wajib kita lakukan dan kita ajarkan pada anak2 kita hanyalah menjaga diri agar tidak bermaksiat, sehingga kapanpun dan di manapun bencana menimpa dalam keadaan husnul khatimah."