Khoiru Ummah Ciledug Outing Menuju Monas & Perpustakaan Nasional RI





khoiruummahciledug.sch.id, Jakarta - Pada hari Selasa 16 April 2019 para santri dari Sekolah Tahfizh Plus SD Khoiru Ummah Ciledug mengadakan program Outing dengan tujuannya adalah Monumen Nasional (Monas) yang terletak tepat di depan Istana Merdeka dan di tengah Lapangan Medan Merdeka, Jakarta Pusat. Dan tujuan keduanya adalah Perpustakaan Nasional yang terletak persis di depan parkir IRTI (Ikatan Restoran dan Taman Indonesia) Monas.

Para santri STP SD Khoiru Ummah Ciledug berangkat menggunakan transportasi Busway di halte Puri Beta 1. Ibu Diah Winarni selaku Kepala STP SD Khoiru Ummah Ciledug berkomunikasi kepada pihak pengelola Busway untuk keberangkatan agar anak-anak dari STP Khoiru Ummah Ciledug bisa berangkat bersama dalam satu bus sehingga tidak merepotkan para pembimbing karena terpisah-pisah busnya mengingat ramainya penumpang busway. Alhamdulillah, keberangkatan para santri untuk Outing ke Jakarta dimudahkan oleh Allah SWT hingga sampai di tujuan awal di Monumen Nasional. Mereka sangat senang berangkat dengan menggunakan Busway Transjakarta karena nyaman ada fasilitas AC di dalam bus. Selain itu juga anak-anak belajar banyak hal mengenai transportasi ini, salah satunya mereka harus transit dulu di halte Blok M untuk melanjutkan perjalanan menuju Monas di Jakarta Pusat.


Ternyata sekelompok penumpang bernuansa hijau pupus ini memikat hati penumpang lainnya, ada yang langsung "Jatuh Cinta". Masya Allah. Anak-anak bersikap santun, beradab, dan peka terhadap apa yang mereka lihat. Siapa saja penumpang dengan kategori Ibu hamil ataupun orang tua akan mereka persilakan duduk untuk menempati tempat duduknya. Inilah yang membuat ibu berhijab tersebut jatuh cinta. Ustadzah Hawilawati, salah seorang Guru Pembimbing pun melakukan pembicaraan singkat di dalam busway dengan ibu berhijab itu. Beliau membuat si ibu berhijab tersebut semakin penasaran dengan sekolah tahfizh plus tempat para penumpang cilik bernuansa hijau pupus itu menuntut ilmu. Di akhir pembicaraan ia bertanya "Apakah masih menerima siswa baru?". Saat beliau hendak berpisah karena turun berbeda halte, Beliau berdua saling bertukar nomor kontak dan ini membuat kondektur busway menahan pintunya sejenak, karena si ibu yang ingin keluar dari busway masih sibuk bertukar no.telp dengan Ustadzah Hawil. 

Itu baru satu dari sekian amalan Sunnah yang diamalkan yaitu "Adab" yang membuat siapapun terpincut hatinya. Betapa indahnya jika dalam kurikulum pendidikan bermuatan nilai-nilai agama sehingga membuat pribadi generasi sejuk dipandang. Dunia pendidikan tak hanya sekedar lembaga untuk mentransfer ilmu saja, namun memiliki tanggung jawab mencerdaskan dan mensholihkan jiwa generasi. Kesholihan jiwa inilah yang harus dipupuk sedari dini, agar sholih terpatri dalam diri. Bagi bangsa yang peduli terhadap pendidikan berkepribadian Islam tentu tak akan membiarkan segala konten yang merusak otak seperti pornografi, pornoaksi, perilaku menyimpang tanpa adab, budaya-budaya jauh dari syariat islam langgeng dalam aspek kehidupan. Karena sejatinya generasi belajar dari apa yang mereka Indra sehingga tak boleh lingkungan rusak dengan maksiat. Penguasa peduli pendidikan akan sangat mencintai ilmu, alhasil ia akan senantiasa mendorong generasinya untuk memahami berbagai ilmu kebaikan dan konsep syariat Allah serta Adab-adab yang disunnahkan Rosulullah SAW hingga melahirkan insan-insan yang beradab.




Setelah sampai di halte Busway di Monas, para santri masih harus berjalan kaki menuju ke dalam Monas. Setelah sampai di gerbang Monas, mereka beristirahat dulu di taman yang ada di dalam Monas. Anak-anak bersama pembimbing makan dan minum dulu disana barulah melanjutkan perjalanan hingga pintu masuk ke dalam Tugu Monas. Sebagian anak-anak dan pembimbing ada yang naik kereta wisata dan sebagiannya harus berjalan kaki. Subhanallah, anak-anak walau ada yang berjalan kaki untuk masuk ke dalam Tugu Monas tapi tetap semangat dan bersabar di tengah terik matahari yang cukup memanaskan tubuh.

Ternyata masih ada warga satelit yang belum pernah memasuki bagian dalam Monas, sekalinya pernah sudah berapa puluh tahun yang lalu. Termasuk siswa/i STP SD Khoiru Ummah Ciledug masih banyak yang belum pernah melihat apa yang ada di dalam Tugu yang dimahkotai lidah api yang dilapisi lembaran emas seberat 50 kg ini. Karena selama ini hanya bisa memandangi menara pencakar langit yang memiliki tinggi 132 m dari kejauhan saja, itupun saat melakukan perjalanan melewati jalan protokol. Namun Penasaran siswa/i Khoiru Ummah pun cukup terobati dengan pengalaman mereka mengenal lebih dekat lagi bangunan yang menjulang tinggi tersebut.


Menurut guide, untuk menuju pelataran puncak Monas bisa harus sabar mengantri naik lift selama 3 jam. Alhamdulillah H-1 pemilu area Monas cenderung sepi wisatawan, alhasil mereka tak harus menunggu berjam-jam, datang langsung disambut guide dan diantarkan langsung menuju pelataran puncak Monas untuk menikmati indahnya kota Jakarta melalui teropong yang bisa dilihat dari ketinggian Monas. 

Kegiatan Outing STP SD Khoiru Ummah Ciledug selain berkunjung ke Monumen Nasional, juga berkunjung ke Perpustakaan Nasional RI yang terletak di Jalan Medan Merdeka Selatan, persis di depan parkir IRTI Jakarta Pusat menjadi tempat yang layak untuk membaca, mencari referensi, dan mengerjakan tugas.


Dulu, perpustakaan ini hanya 3 lantai, Sekarang 27 lantai plus satu lantai basement. Jadi jangan kaget kalau gedung ini tertinggi di dunia untuk gedung perpustakaan. Dalam kesempatan ini mereka langsung menuju Ruang Layanan Anak yang berada di lantai 7, yang memiliki ragam koleksi buku anak. Di sana terdapat ruang baca yang nyaman. Di lantai ini juga terdapat Ruang Lansia dan Penyandang Disabilitas. Ada koleksi buku huruf braille dan komputer khusus bagi penyandang disabilitas.

Banyak hal yang dapat mereka pelajari disini selain dapat bebas pilih membaca koleksi buku yang ada, juga kami belajar menempatkan sikap tenang saat berada di dalam perpustakaan.