Langkah Jitu, Hidup Sehat Rasulullah SAW

KhoiruummahCiledug.sch.id - Sungguh menyedihkan, saat ini umat manusia secara global telah mengalami keterpurukan, sistem raksasa kapitalis yang diagung-agungkan-pun lumpuh tak berdaya, tak mampu memberikan solusi jitu dalam menghadapi berbagai krisis di masa pandemi ini.
Kapitalis berusaha mencari cara agar korporasi terselamatkan, namun bagaimana dengan nasib dan nyawa rakyat? Egois Sekulerisme Kapitalisme tak membuat hidup manusia damai, sejahterah apalagi sesuai fitrah.
Tiadanya tata cara hidup manusia yang benar akan membuat manusia rusak dan sakit serta kerugian diri yang dirasakan.
Sungguh Islam telah hadir dimuka bumi dengan risalah yang dibawa Baginda Rosulullah SAW, agar manusia tertunjuki. Al-Qur’an kitab penyempurna kitab samawi sebelumnya, didesain lengkap sebagai sumber hukum dan petunjuk umat manusia.
Tiada yang meragukan bahwa pada diri Rosulullah terdapat uswah yang baik, tak sebatas masalah ibadah mahdoh, namun seluruh aspek kehidupan.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَ
“Sesungguhnya dalam diri Rasulullah itu terdapat suri teladan yang baik.” (QS al-Ahzab [33]: 21).
Sejatinya yang dilakukan Rosulullah adalah apa yang terdapat dalam petunjuk Ilahi.
“Dan dia tidak berbicara menurut kemauan hawa nafsunya.ucapannya itu tidak lain hanyalah Wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (QS.An-Najm [53] 3-4)
Tak terkecuali bagaimana Rosulullah menjadi role model terbaik umat manusia hidup sehat, bersih terbebas dari penyakit , seperti bagaimana Rosulullah menghadapi pandemi.
Rosulullah telah membimbing umat manusia untuk berfikir menyeluruh dalam memahami segala perkara mulai dari preventif, kuratif dan recovery, begitupun terkait kesehatan.
Sungguh hidup sehat Rosulullah SAW adalah bentuk preventif dari terserangnya berbagai penyakit. Diantaranya :
1. Ibadah
Selain perintah Allah, ibadah yang dilakukan manusia akan berdampak positif baginya, ketaatan akan meraih keridhoanNya. Prilaku sesuai kehendak Allah akan mempengaruhi kebahagiaan hakiki hidup seseorang. Allah SWT akan memberikan kelapangan hati, pikiran positif diliputi yang haq, inilah yang membuat muslim menjadi sehat. Setiap ibadah yang diperintahkan Allah pasti mengandung maslahat, baik kebaikan bagi fisik dan akal manusia.
2. Bersuci (thoharoh)
Islam selalu mengajarkan menjaga kebersihan dengan bersuci, yaitu dengan berwudhu, mandi, mencuci tangan dan tayyamum. Terbukti secara sains air bersih dan tanah suci akan menghilangkan segala kotoran dan najis yang melekat tubuh manusia. Tak heran dalam setiap aktivitas ibadah harus diawali dengan bersuci.
3. Shoum (Puasa)
sehat atau tidaknya tubuh seseorang terdiktesi dari kesehatan pencernaannya.
Hal ini dikarenakan apa yang kita konsumsi setiap hari menjadi penentu kesehatan tubuh. Pencernaan organ tubuh yang paling vital dalam merespon segala apa yang masuk ke dalam perut manusia. Jika pencernaan sehat maka akan mencerna makanan dengan baik dan mampu mengedarkan sari-sari makanan bersama darah. Sehingga organ tubuh lainnya juga sehat. Secara keseluruhan tubuh manusia dapat bekerja sesuai sunnatullah.
Lambung salah satu organ pencernaan, yang tak akan bermasalah tanpa sebab. Sehingga kesehatan lambung harus dijaga dengan kebiasaan makan yang baik, dengan pola makan dan waktu makan yang teratur.
Adapun Shoum atau puasa wajib Ramadhan atau Sunnah selain perintah Allah yang bernilai pahala, juga mendisiplinkan manusia untuk makan yang secukupnya, tidak berlebihan dan apa yang dibutuhkan. Shoum melatih pola makan manusia secara teratur. Baik sahur maupun berbuka adalah untuk menyeimbangkan kebutuhan nutrisi yang ada pada diri manusia sehingga tubuh manusia menjadi sehat.
4. Mengatur pola makan dan minum (food combining).
Allah telah menghamparkan segala sesuatu di muka bumi untuk kebutuhan manusia.
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala apa yang ada di bumi untuk kamu… (QS.Al-Baqoroh : 29).
Namun, tidak semua apa yang kita lihat harus dimakan. Disinilah peran kecerdasan berfikir manusia, selektif didasarkan ilmu gizi dalam mengatur pola makan dan minumnya. Tidak makan atau minum karena keinginan hawa nafsu saja.
5. Makanan halal & Thoyyib
Begitu banyak ayat Allah Yeng memerintahkan manusia untuk mengkonsumsi yang halal dan baik (Thoyyib) saja. Tentu hal ini pasti mengandung maslahat bagi kesehatan manusia.
“Dan makanlah makanan yang halal, lagi baik (Thoyyib) dari apa yang telah dirizkikan kepadamu dan bertaqwalah kepada Allah dan kamu beriman kepada-Nya (QS. Al-maidah : 88).
Halal artinya apa yang diperbolehkan dan tidak dilarang oleh Allah untuk dimakan. Dan apa yang dihalalkan bagi manusia adalah yang baik-baik.
“Mereka menanyakan kepadamu :”apakah yang dihalal bagi mereka ? Katakanlah : Dihalalkan bagimu yang baik-baik.”
Halal merupakan kunci makanan sehat dan berkah bagi seorang muslim.
Sebagaimana kaidah syara terkait makanan adalah hukum asal makanan adalah halal, kecuali ada dalil yang mengharamkan.
Halal juga harus diperhatikan baik secara dzatnya maupun cara memperolehnya agar apa yang dimakan seorang muslim mendapatkan keberkahan dari Allah SWT dan hal ini akan mempengaruhi kerakter manusia.
Thoyyib (baik) artinya makanan itu bergizi dan bermanfaat untuk kesehatan. Tak semua makan yang enak itu menyehatkan, seorang muslim harus cerdas dalam memilah milih jenis makanan yang dibutuhkan untuk kesehatan, kebugaran tubuh dan kecerdasan bagi otaknya. Jangan mencoba mengkonsumi makanan yang menjijikan dan kotor.
6. Adab Makan
Islam telah mengatur urusan manusia dari akar hingga daun, tak terkecuali mengajarkan adab terkait makan. Adab adalah segala sesuatu yang dilakukan Rosulullah SAW, tatkala muslimin mengikuti (i’tiba) apa yang dilakukan Rosulullah maka akan bernilai ibadah mendatangkan pahala. Adab makan yang harus difahami muslim diantaranya :
Makan dan minum dengan tangan kanan dan tidak berdiri
“jika seseorang dari kalian makan maka makanlah dengan tangan kanannya dan jika minum maka minumlah dengan tangan kanannya. Karena setan makan dan minum dengan tangan kirinya” (HR. Muslim no. 2020).
Tidak makan berlebihan.(secukupnya)
Allah berfirman,
وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوٓا
“Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan.” (QS. Al-A’raf: 31)
Tidak memakan makanan yang panas dan tidak meniup makanan
“Dari Ibnu Abbas RA, bahwa Nabi Muhammad SAW melarang pengembusan nafas dan peniupan (makanan atau minuman) pada bejana,” (HR Abu Dawud dan At-Tirmidzi).
7. Thibbun Nabawi (pengobatan Islam) & Herbal (Obat Alami)
Konsep dasar pengobatan Islam merupakan konsep perawatan yang menekankan pada dua sumber yaitu Ilahiah dan Alamiah. Pengobatan ini didasarkan oleh sebuah keyakinan kuat bahwa hakekat penyembuhan yang sebenarnya berasal dari Allah SWT yang bersifat As-Syifa (Maha Pemberi Kesembuhan) serta ketepatan (kemujaraban) penawar (obat) menjadi pegangan. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW :
“Gunakanlah dua penyembuhan : Madu dan Al-Qur’an (HR. Ibnu Majah dan Al-Hakim).
Ahli herba menilai bahwa Al-qur’an sebagai sumber Ilahiah dan madu sebagai sumber alamiah.
Ilahiah bermakna bahwa segala penyakit dari Allah dan Allah juga yang akan menyembuhkannya. Sementara manusia berikhtiar dengan ilmu yang diberikan Allah dalam mengobati berbagai penyakit yang dideritanya.
“Berobatlah kamu, karena sesungguhnya Allah SWT menurunkan penyakit, Dia (Allah) juga yang menurunkan obatnya (HR.Ahmad).
Perawatan akan lebih berkhasiat apabila sang dokter atau perawat mempunyai hubungan yang kuat dengan Sang Maha Penyembuh berbagai penyakit yaitu Allah Azza Wajalla. Doa adalah inti dasar pengobatan Islam. Tawakkal merupakan pelengkap, sementara kemujaraban dan ilmu menjadi dasar tindakan.
Sumber Ilahiah memberikan keyakinan bahwa hakikat penyembuh datangnya dari Allah, karenanya seorang pasien juga harus dituntun untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah, beribadah dengan benar, menjauhi sifat-sifat mazmumah (tercela).
Alamiah adalah menggunakan semua sumber alam yang terhampar dimuka bumi, seperti tumbuhan dan hewan. Adapun dalam ilmu herbal setiap bagian tumbuhan mulai dari akar, batang, kulit, daun, bunga, buah dan biji semua berkasiat yang sudah digunakan dalam dunia pengobatan herbal sebagai sumber pengobatan alami sejak berabad-abad tahun yang silam.
Jadi prinsip At-thibun Nabawi adalah meyakini Allah sebagai pemberi kesembuhan dan menggunakan herba dengan metode terapi yang halal, bersih, suci dan berdasarkan kaidah syara.
8. Terapi Sunnah (Hijamah)
Hijamah berasal dari istilah Bahasa Arab yaitu pelepasan darah kotor. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan Cupping, dalam bahasa melayu disebut “Bekam”. Di Indonesia kita mengenalnya dengan sebutan Kop atau Canduk.
Hijamah merupakan salah satu metode pengobatan untuk mengeluarkan darah kotor (toksid atau racun yang berasal dari pencemaran udara dan makanan yang tidak sehat seperti mengandung zat pewarna sintetis, pengembang, pemanis buatan, pestisida dll.
Dalam hadits Shohih al-Bukhari, Rosulullah SAW bersabda : Kesembuhan itu ada 3 hal yaitu dalam pisau Hijamah, meminumkan madu dan pengobatan dengan besi panas dan aku melarang umatku melakukan pengobatan dengan besi panas.”
Dari Anas bahwa Rosulullah SAW bersabda : Sebaik-baiknya sesuatu yang kamu pergunakan menjadi obat adalah Al-hijamah (HR.Bukhori & Muslim)
Hijamah atau berbekam telah dikenal di dunia modern saat ini, dan digunakan sebagai terapi profesional di berbagai negara maju dengan istilah Cupping Therapy, Cupping Operation, atau Oxident Drainage Operation.
Perlunya manusia melakukan hijamah untuk menghindari dari statis darah (pembekuan darah) sehingga sistem darah tidak berjalan dengan lancar. Efeknya akan mengganggu kesehatan fisik maupun mental. Seperti muncul rasa malas, murung, kerap kali mengeluh, tubuh sangat terasa kurang sehat, merasa tertekan dan lain sebagainya.
Adapun manfaat Hijamah
– mengamalkan Sunnah Rosul dalam pengobatan
– meningkatkan daya tahan tubuh (promotif)
– mencegah penyakit (preventif)
– penyembuhan penyakit (kuratif)
– perawatan rasa sakit (rehabilitasi)
Karenanya sebagai muslim harus senantiasa menjaga kesehatan, salah satunya dengan berbekam, sebagaimana yang Rosulullah SAW lakukan, agar tubuh terbebas dari toksid sehingga sehat dan semangat ibadah.
9. Lockdown Wilayah pandemi
Rosulullah SAW telah melakukan ikhtiar agar wabah tak meluas dengan cara isolasi (lockdown). Rosulullah melarang manusia masuk ke wilayah wabah, dan sebaliknya manusia yang berada di dalam lingkungan wabah tidak diperbolehkan keluar wilayah tersebut.
“Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.” (HR Bukhari)
Demikianlah Islam telah menuntun manusia agar menyayangi diri dan lingkungannya. Tubuh dan lingkungan sehat membuat semakin semangat ibadah. Semoga kita bisa menjalankan tuntunan Allah dan i’tiba apa yang dilakukan Rosulullah SAW untuk menjaga kesehatan tubuh.[]

Penulis: Ustadzah Hawilawati, S.Pd
Praktisi Pendidikan di STP SD Khoiru Ummah Ciledug