Pola Asuh Anak yang Ibunya Bekerja
Oleh: Ibu Elly Risman, Psi
Oleh: Ibu Elly Risman, Psi
Rabu, 24 Februari 2016
1. Attachment (kelengketan). Bukan dari segi fisik melainkan dari jiwa ke jiwa. Dengan kurangnya attachment ini, maka rangsangan ke otak juga berkurang. Saat discan, anak dengan attachment yang cukup akan lebih berwarna dibandingkan yang kurang.
2. Waktu. Waktu terbagi dua yaitu real time dan moment. Moment anak mulai berjalan, mulai bicara. Ada kebutuhan anak yang tidak dapat dipenuhi oleh ibu di sini.
3. Komunikasi. Saat anak beranjak dewasa, komunikasi biasanya lebih banyak menggunakan media HP. Tidak ada ekspresi yang bisa ditangkap.
1. Attachment. Saat pulang, ambillah jarak antara pekerjaan dengan tanggungjawab sebagai ibu/ayah. Lepaskan semua beban pekerjaan di tempat kerja, entah itu tugas yang masih belum terselesaikan atau kemacetan di jalan yang membuat stres. Kita harus selalu ingat bahwa ketika diamanahi seorang anak, maka kita bertanggung jawab penuh pada Allah. Gunakan waktu untuk lebih banyak mengobrol, memeluk, membaca bahasa tubuh, dan mendengarkan perasaannya. Ini bukan masalah quality time versus quantity time. Tidak akan mungkin ada quality time tanpa ada quantity time.
2. Komunikasi. Harus pandai membaca bahasa tubuh dan menebak perasaannya agar anak merasakan adanya penerimaan.
❗❗❗Camkan dalam hati, ‘anakku sudah menunggu di rumah, anakku yang merupakan titipan dari Allah, anakku bisa saja sewaktu-waktu diambil oleh pemiliknya, saya harus memenuhi atau membayar waktu kala tidak berada di sampingnya.’
Wallahu'alam.